Walau alam Indonesia masih indah, sebenarnya sudah banyak yang rusak oleh ulah manusia. Selain hutan, kini danau pun ikut terancam dan kondisinya semakin kritis.
Danau-danau kritis itu antara lain Danau Toba di Sumatera Utara; Danau Maninjau dan Danau Singkarak di Sumatera Barat; Danau Kerinci di Jambi; Rawa Danau di Banten, Danau Rawapening di Jawa Tengah; Danau Batur di Bali; Danau Tempe dan Danau Matano di Sulawesi Selatan; Danau Poso di Sulawesi Tengah; Danau Tondano di Sulawesi Utara; Danau Limboto di Gorontalo; Danau Sentarum di Kalimantan Barat; Danau Cascade Mahakam-Semayang, Danau Melintang, dan Danau Jempang di Kalimantan Timur; dan Danau Sentani di Papua.
Danau-danau kritis itu antara lain Danau Toba di Sumatera Utara; Danau Maninjau dan Danau Singkarak di Sumatera Barat; Danau Kerinci di Jambi; Rawa Danau di Banten, Danau Rawapening di Jawa Tengah; Danau Batur di Bali; Danau Tempe dan Danau Matano di Sulawesi Selatan; Danau Poso di Sulawesi Tengah; Danau Tondano di Sulawesi Utara; Danau Limboto di Gorontalo; Danau Sentarum di Kalimantan Barat; Danau Cascade Mahakam-Semayang, Danau Melintang, dan Danau Jempang di Kalimantan Timur; dan Danau Sentani di Papua.
Danau Toba/ m-explorer.blogspot.com
Sebenarnya, pada Konferensi Nasional Danau Indonesia I di Bali tahun 2009 lalu ada 15 danau kritis di Indonesia. Sehingga saat konferensi, disepakati untuk menjadikan danau-danau tersebut sebagai danau prioritas periode 2010-2014.
Ada 6 kriteria penilaian untuk menentukan danau prioritas.
1.Kerusakan danau yang meliputi sedimentasi, pencemaran, eutrofikasi, penurunan kualitas dan kuantitas air yang tinggi.
2. Pemanfaatan danau yang beragam, antara lain untuk pembangkit listrik, pertanian, perikanan (budidaya keramba), air baku, nilai religi dan budaya, pariwisata, serta kondisi masyarakat di sekitar danau.
3. Komitmen pemerintah daerah dan masyarakat dalam pengelolaan danau.
4. Fungsi strategis danau.
5. Kandungan biodiversitas di sekitar lingkungan danau, misal, adanya spesies ikan endemik, burung, dan vegetasi.
6. Nilai penting karbon terkait pengaruh perubahan iklim global.
"Danau-danau ini dipilih berdasarkan kritisnya tingkat kerusakan dan dampaknya terhadap kehidupan masyarakat sekitar," kata Kepala Pusat Penelitian Limnologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Tri Widiyanto.
"Setiap danau memiliki karakteristik berbeda-beda sehingga perlu penanganan yang spesifik untuk setiap tipe danau," kata Tri.
1.Kerusakan danau yang meliputi sedimentasi, pencemaran, eutrofikasi, penurunan kualitas dan kuantitas air yang tinggi.
2. Pemanfaatan danau yang beragam, antara lain untuk pembangkit listrik, pertanian, perikanan (budidaya keramba), air baku, nilai religi dan budaya, pariwisata, serta kondisi masyarakat di sekitar danau.
3. Komitmen pemerintah daerah dan masyarakat dalam pengelolaan danau.
4. Fungsi strategis danau.
5. Kandungan biodiversitas di sekitar lingkungan danau, misal, adanya spesies ikan endemik, burung, dan vegetasi.
6. Nilai penting karbon terkait pengaruh perubahan iklim global.
"Danau-danau ini dipilih berdasarkan kritisnya tingkat kerusakan dan dampaknya terhadap kehidupan masyarakat sekitar," kata Kepala Pusat Penelitian Limnologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Tri Widiyanto.
"Setiap danau memiliki karakteristik berbeda-beda sehingga perlu penanganan yang spesifik untuk setiap tipe danau," kata Tri.
Tri mengatakan, pengelolaan danau yang tidak berkelanjutan dapat menimbulkan berbagai persoalan, antara lain bencana kematian massal ikan, pencemaran, banjir, kekeringan dan berpotensi memicu konflik sosial masyarakat.
"Perlu kearifan dan landasan kajian ilmiah yang komprehensif dalam pengelolaan maupun pemanfaatan danau," kata Tri. Selain itu diperlukan pula kajian mitigasi bencana dan peran serta masyarakat dalam menjaga pelestarian danau di Indonesia.
Sumber:
tempo.co
tempo.co
No comments:
Post a Comment