tanpa basi basa langsung aja cekiprot ...
Spoiler for hantu begu ganjang:
Keberadaan begu ini menurut salah satu situs orang Batak di internet diakui karena memang orang Batak mengenal tiga konsep “roh”, yaitu: Tondi, Sahala dan Begu.
Tondi adalah jiwa atau roh seseorang yang merupakan kekuatan, oleh karena itu tondi memberi nyawa kepada manusia. Tondi didapat sejak seseorang di dalam kandungan. Bila tondi meninggalkan badan seseorang, maka orang tersebut akan sakit atau meninggal, maka diadakan upacara mangalap (menjemput) tondi dari sombaon yang menawannya.
Sahala adalah jiwa atau roh kekuatan yang dimiliki seseorang. Semua orang memiliki tondi, tetapi tidak semua orang memiliki sahala. Sahala sama dengan sumanta, tuah atau kesaktian yang dimiliki para raja atau hula-hula.
Begu adalah tondi orang telah meninggal, yang tingkah lakunya sama dengan tingkah laku manusia, hanya muncul pada waktu malam. Beberapa begu yang ditakuti oleh orang Batak, yaitu:
• Sombaon, yaitu begu yang bertempat tinggal di pegunungan atau di hutan rimba yang gelap dan mengerikan.
• Solobean, yaitu begu yang dianggap penguasa pada tempat tempat tertentu
• Silan, yaitu begu dari nenek moyang pendiri huta/kampung dari suatu marga
• Begu Ganjang, yaitu begu yang sangat ditakuti, karena dapat membinasakan orang lain menurut perintah pemeliharanya.
Demikianlah religi dan kepercayaan suku Batak yang terdapat dalam pustaha, yang walaupun sudah menganut agama Kristen, dan berpendidikan tinggi orang batak belum mau meninggalkan religi dan kepercayaan yang sudah tertanam di dalam hati sanubari mereka.
Begu ganjang adalah, konon, hantu peliharaan yang bisa disuruh pemiliknya untuk mencari kekayaan, dengan syarat mengorbankan nyawa manusia sebagai tumbal. Begu ganjang; kalau diterjemahkan bebas menjadi hantu panjang. Menurut cerita dari mulut ke mulut, begu ganjang di zaman dulu sengaja dipelihara oleh warga untuk menjaga ladang atau lahan pertanian. Di zaman sekarang fungsi begu ganjang berubah yaitu untuk mencari kekayaan. Si pemilik begu ganjang, konon, harus membunuh seseorang untuk memuluskan niat memperoleh harta itu. Katanya, begu ganjang bekerja pada malam hari khususnya pada jam 24.00 WIB sampai dengan kira-kira pukul 04.00 WIB. Begu Ganjang ini seringkali mengincar wanita yang baru melahirkan. Dalam berbagai kasus, orang yang memelihara begu ganjang sering dituduhkan pada warga pendatang.
Untuk membersihkan suatu kampung dari begu ganjang dan pemiliknya, biasanya warga kampung akan berkumpul untuk membahas acara pembersihan kampung, mengumpulkan uang untuk acara pembersihan , memanggil dukun / orang yg ahli dalam menemukan dan mengusir pemilik dan pemelihara begu ganjang. Serta sebelum acara dilakukan, masyarakat juga biasanya akan mengirimkan surak kepada pihak pemerintahan setempat dan pihak keamanan(polisi) tentang akan adanya acara pembersihan kampung dari begu ganjang.
Tondi adalah jiwa atau roh seseorang yang merupakan kekuatan, oleh karena itu tondi memberi nyawa kepada manusia. Tondi didapat sejak seseorang di dalam kandungan. Bila tondi meninggalkan badan seseorang, maka orang tersebut akan sakit atau meninggal, maka diadakan upacara mangalap (menjemput) tondi dari sombaon yang menawannya.
Sahala adalah jiwa atau roh kekuatan yang dimiliki seseorang. Semua orang memiliki tondi, tetapi tidak semua orang memiliki sahala. Sahala sama dengan sumanta, tuah atau kesaktian yang dimiliki para raja atau hula-hula.
Begu adalah tondi orang telah meninggal, yang tingkah lakunya sama dengan tingkah laku manusia, hanya muncul pada waktu malam. Beberapa begu yang ditakuti oleh orang Batak, yaitu:
• Sombaon, yaitu begu yang bertempat tinggal di pegunungan atau di hutan rimba yang gelap dan mengerikan.
• Solobean, yaitu begu yang dianggap penguasa pada tempat tempat tertentu
• Silan, yaitu begu dari nenek moyang pendiri huta/kampung dari suatu marga
• Begu Ganjang, yaitu begu yang sangat ditakuti, karena dapat membinasakan orang lain menurut perintah pemeliharanya.
Demikianlah religi dan kepercayaan suku Batak yang terdapat dalam pustaha, yang walaupun sudah menganut agama Kristen, dan berpendidikan tinggi orang batak belum mau meninggalkan religi dan kepercayaan yang sudah tertanam di dalam hati sanubari mereka.
Begu ganjang adalah, konon, hantu peliharaan yang bisa disuruh pemiliknya untuk mencari kekayaan, dengan syarat mengorbankan nyawa manusia sebagai tumbal. Begu ganjang; kalau diterjemahkan bebas menjadi hantu panjang. Menurut cerita dari mulut ke mulut, begu ganjang di zaman dulu sengaja dipelihara oleh warga untuk menjaga ladang atau lahan pertanian. Di zaman sekarang fungsi begu ganjang berubah yaitu untuk mencari kekayaan. Si pemilik begu ganjang, konon, harus membunuh seseorang untuk memuluskan niat memperoleh harta itu. Katanya, begu ganjang bekerja pada malam hari khususnya pada jam 24.00 WIB sampai dengan kira-kira pukul 04.00 WIB. Begu Ganjang ini seringkali mengincar wanita yang baru melahirkan. Dalam berbagai kasus, orang yang memelihara begu ganjang sering dituduhkan pada warga pendatang.
Untuk membersihkan suatu kampung dari begu ganjang dan pemiliknya, biasanya warga kampung akan berkumpul untuk membahas acara pembersihan kampung, mengumpulkan uang untuk acara pembersihan , memanggil dukun / orang yg ahli dalam menemukan dan mengusir pemilik dan pemelihara begu ganjang. Serta sebelum acara dilakukan, masyarakat juga biasanya akan mengirimkan surak kepada pihak pemerintahan setempat dan pihak keamanan(polisi) tentang akan adanya acara pembersihan kampung dari begu ganjang.
No comments:
Post a Comment