Liputan khusus surat kabar the Guardian oleh Linda Grant pada 30 Juni 2007 merekonstruksi peristiwa ini.
Kapal USS President Warfield produksi 1927 merupakan kapal feri jarak pendek. Digunakan perusahaan transportasi melayani pelayaran jarak dekat di Baltimore menuju Virginia, Amerika Serikat.
Sempat diperbantukan di Eropa selama Perang Dunia II, akhirnya pasukan militer radikal Zionis, Hagannah, membelinya dengan duit pas-pasan. Anggaran mereka tidak lebih dari USD 40 ribu. Bersama kelompok Yahudi Amerika, mereka merancang kapal itu agar siap digunakan buat mengantarkan imigran ilegal yang berniat ke Yerusalem.
Lantaran mendapat tekanan kerajaan-kerajaan Arab, Inggris pun mulai mengurangi upaya migrasi kaum Zionis ke Palestina sejak 1939. USS Warfield dimodifikasi sedemikian rupa, seandainya kapal ini diserang armada laut Inggris dalam perjalanan.
Dari awalnya kapal bobrok, kelompok Zionis berhasil mengubahnya menjadi lebih manusiawi. Karat hilang dan kebersihan dijaga. Meski cuma memiliki 13 toilet, kabarnya tidak ada penumpang sakit karena kondisi jorok.
Uang sumbangan Yahudi di Amerika benar-benar dimanfaatkan. Selama sepekan perjalanan, para penumpang mendapat makan lengkap plus minuman dua kali sehari. Satu-satunya kekurangan adalah air bersih buat mencuci, sehingga terpaksa air laut digunakan.
Meski kondisi kelebihan muatan, Ada 4.515 orang, termasuk 1.672 anak-anak ikut serta dengan sedikit saja tempat berbaring, penumpang yang masih hidup, mengaku saat itu semua orang optimis meski kapal itu tidak menjamin mereka bisa mencapai Palestina. Salah satunya Yitzhak Aronowitz, kini rabbi. "Semua orang bernyanyi, walau berdesak-desakan, 95 persen penumpang korban Holocaust. Mereka siap menghadapi apapun," ujar dia.
Sepanjang eksodus bersejarah yang nantinya bakal melahirkan Israel ini, tercatat hanya satu penumpang tewas, namanya Paula Abramowitz. Itupun karena meninggal saat persalinan.
Akhirnya, tepat sepekan setelah berlayar, tentara Inggris menyerang kapal, membunuh satu kru dan dua penumpang. Mereka dianggap bermigrasi secara ilegal lantas dideportasi ke Prancis. Padahal Kapal USS Warfield tinggal 40 kilometer dari pantai Palestina.
Insiden penyerangan kapal itu dimasalahkan kelompok Zionis. Berdasarkan desakan Amerika, PBB lantas membentuk komisi khusus buat menyelesaikan sengketa Yahudi dan Arab yang semuanya ingin bermukim di Palestina.
Pada Forum sidang majelis umum PBB pada 29 November 1947, mengadakan voting. Hasilnya muncul resolusi No. 181, menegaskan pembagian dua tanah palestina untuk bakal negara Israel dan Arab. Pembagian tersebut sebanyak 56% untuk Yahudi dan sisanya 44% untuk kaum Arab.
Tepat pada 14 mei 1948 David Ben Gurion mengumumkan secara resmi berdirinya Negara Israel dengan berpijak pada resolusi PBB No. 181 sebagai legitimasinya. Proklamasi itulah awal kisruh timur tengah yang terus terjadi sampai sekarang.
sumber :http://www.merdeka.com/dunia/modal-nekat-hijrah-ke-tanah-suci.html
No comments:
Post a Comment