Cetuskan gagasan budidaya
Hagen Stehr yang dijuluki "raja ikan tuna Australia" sejak bebeberapa dasawarsa menjadi pemburu ikan tuna paling terkemuka di kawasan perairan "down under". Lapar akan ikan tuna di pasar global, menjadikan Stehr yang kelahiran Salzgitter Jerman, sebagai salah seorang nelayan multi-milioner di kota pelabuhan kecil Port Lincoln di kawasan pantai selatan Australia.
Akan tetapi di awal tahun 90-an, cadangan ikan tuna sirip biru di kawasan endemiknya perairan selatan Australia, merosot amat drastis. Pemerintah Australia mengambil langkah antisipasi untuk mencegah kepunahannya dengan menetapkan kuota penangkapan yang amat ketat.
Kebijakan ini memaksa Stehr banting setir, dari nelayan pemburu ikan tuna menjadi peternak budidaya tuna. Ia tidak lagi memburu ikan tuna dewasa yang memang semakin jarang, tapi membudidayakan anakan tuna di peternakan keramba lautnya. Dengan cerdik, lelaki keturunan Jerman yang sempat jadi anggota tentara legiun asing Perancis itu menyiasati aturan kuota penangkapan tuna.
Spoiler for Hagen Stehr: |
Investasi mahal
Di keramba atau jaring terapung lautnya, Stehr membudiyakan lebih dari 3000 anakan tuna. Aquakultur atau budidaya perairan adalah bisnis yang investasinya amat mahal dengan risiko tinggi. Untuk menaikan bobot seekor ikan tuna sebanyak satu kiklogram, ikan ini harus memangsa sekitar 25 kilogram pakan berupa ikan kecil,
Spoiler for investasi mahal: pemberian pakan tuna |
Setiap enam bulan sekali dilakukan panen ikan tuna dari keramba budidaya. Sebagian besar ikan yang dipanen diekspor dalam bentuk ikan beku utuh ke Jepang.
Revolusi budidaya ikan tuna
Hagen Stehr sebetulnya bisa dengan tenang melanjutkan bisnis dari budidaya ikan tuna di jaring terapung yang sudah tergolong sukses. Juga ia bisa pensiun dan menikmati kekayaan yang dikumpulkannya. Namun Stehr justru memulai proyek baru yang amat ambisius.
Di kawasan pantai terpencil Arno Bay, sekitar 200 kilometer dari Port Lincoln, ia melaksanakan sebuah proyek rahasia. Yakni merekayasa pemijahan ikan tuna sirip biru di dalam keramba. Sejauh ini, pemijahan ikan tuna tidak alami seperti itu nyaris mustahil terjadi.
Spoiler for jaring: Spoiler for jaring: jaring terapung budidaya tuna |
"Ikan tuna jauh lebih peka dibanding jenis ikan lainnya", kata pakar biologi Morton Deichmann. "Jika merasa stres, ikan ini mogok makan dan mati. Amat sulit memeliharanya dalam keramba tanpa membuatnya cedera. Kami mula-mula harus belajar bagaimana hal itu bisa dilakukan", tambahnya.
Perjalanan virtual
Masalah lainnya, ikan tuna sirip biru biasanya memijah, setelah menempuh perjalanan ratusan kilometer pulang pergi di perairan bebas. Di Australia, biasanya ikan tuna menempuh rute perjalanan dari pantai selatan menuju pantai barat hingga ke Papua Nugini dan balik lagi ke tempat awal. Untuk menempuh jarak ini diperlukan waktu lima bulan.
Stehr melontarkan gagasan cemerlang yang kelihatannya sederhana. Yakni menipu ikan tuna, seolah-olah sdah menempuh perjalanan ratusan kilometer. Pada kolam pemeliharaan sepanjang 40 meter dilakukan rekayasanya. Arus air, kandungan garam serta suhu air terus diubah dan disesuaikan dengan kondisi rute alami ikan tuna.
Rahasia lainnya yang memainkan peranan amat besar, adalah instlasai pencahayaan yang dikendalikan komputer, yang menipu ikan tuna dengan fase siklus bulan mati hingga bulan purnama, hingga gambaran rasi bintang tertentu. "Kami menciptakan perasaan pada ikan-ikan itu sudah menempuh perjalanan ratusan kilometer. Dengan itu mereka kemudian akan memijah dan memproduksi banyak anakan", kata Stehr.
Sukses memijah
Experimen dimulai Oktober 2006. Helikopter menerbangkan induk ikan tuna seberat 200 kilogram ke instalasi riset "Clean Seas" di Arno Bay. Selama dua tahun terus dilakukan rekayasa perjalanan virtual. Terobosan sukses terjadi 12 Maret 2009, ketika pertama kalinya induk tuna memijah. Sebuah momen bersejarah bagi Stehr dan para ilmuwan penelitinya.
Namun hingga sukses budidayanya masih diperlukan waktu lama. Anakan ikan sepanjang 10 sentimeter dari pusat riset harus diternakan terlebih dahulu di keramba terapung di lautan. Baru pada tahun 2015 generasi pertama ikan tuna hasil pemijahan itu diperkirakan dapat dipasarkan.
Jika semua lancar, terbuka bisnis bernilai ratusan juta Dolar. Bagi Hagen Stehr itu bukan tujuan utama. "Cadangan ikan tuna sedunia semakin terancam. Apa yang kami lakukan di sini adalah jalan yang tepat, jika kita di masa depan masih ingin makan ikan tuna. Tidak ada alternatif lain", katanya.
Hagen Stehr yang dulu dengan armada penangkap ikan tunanya, ikut adil menguras cadangan alami, kini justru membudidayakannya, dan dengan itu sekaligus menjamin kelangsungan hidup ikan tuna serta bisnisnya.
Beberapa Ikan Tuna
1. TUNA SIRIP BIRU NAMA LAIN: Bluefin Tuna, Giant Tuna, Horse Mackerel JENIS: Thunnus Thynnus UKURAN: Umumnya 100-300 kg, kadang mencapai 450 kg REKOR DUNIA: 1,496 pounds KARAKTER: Petarung yang tangguh dilaut dalam. Diantara keluarga Tuna, Tuna Sirip Biru adalah yang terbesar dan petarung yang paling tangguh dikarenakan ukurannya yang sangat besar. |
2. TUNA SIRIP KUNING NAMA LAIN: Yellowfin Tuna, Allison Tuna, Ahi JENIS: Thunnus Albacres UKURAN: Umumnya lebih dari 100 kg, maximum bisa mencapai 200 kg REKOR DUNIA: 388 pounds KARAKTER: Petarung yang tangguh kedua setelah Tuna Sirip Biru, dan hanya dikarenakan oleh ukurannya yang lebih kecil dibandingkan dengan Tuna Sirip Biru. |
3. TUNA MATA BESAR
NAMA LAIN: Bigeye Tuna
JENIS: Thunnus Obesus
UKURAN: Umumnya 25-500 kg, kadang mencapai 150 kg
REKOR DUNIA: 435 pounds
KARAKTER: Ukuran Tuna yang baik dan perlawanan yang setara dengan ukurannya.
NAMA LAIN: Bigeye Tuna
JENIS: Thunnus Obesus
UKURAN: Umumnya 25-500 kg, kadang mencapai 150 kg
REKOR DUNIA: 435 pounds
KARAKTER: Ukuran Tuna yang baik dan perlawanan yang setara dengan ukurannya.
sumber :http://www.kaskus.co.id/showthread.php?t=16322106
No comments:
Post a Comment