Latest News

Wednesday, August 1, 2012

jangan sadarkan jilbabers (yang merasa pake jilbab masuk)



Jangan Sadarkan Jilbabers

Judulnya jahat sekali? Oke, ini bukan buatan saya dan judulnya memang seperti itu. Tulisan ini saya peroleh dari salah satu note yang dibuat oleh teman sekelas saya di biologi. Catatan ini bisa menjadi renungan untuk semuanya. Maaf jika terkesan sangat jahat atau mengesankan saya fanatik atau sok alim. Saya juga masih belajar dan dalam proses menuju lebih baik. Pokoknya kita jangan sampai berurusan dengan cowok sejahat ini. saya edit sedikit isinya.
Renungi maknanya aja ya…


Wahai para jilbaber sayang…


Para jilbaber yang perlahan–lahan memodif pakaian yang menurutnya pakaian muslimah. Perlahan namun pasti. Perubahan memang tidak harus selalu radikal dan cepat. Apalagi perubahan menuju kehancuran. Sangat baik dilakukan secara pelan-pelan. Pertama gantilah lengan baju dengan kain yang ketat. Jilbaber kan juga suka memakai kaos. Sayang dong kaos lucunya tidak diperlihatkan kepada orang lain.


Kayaknya kalau jilbab yang besar itu bikin ribet. Mending pakai jilbab yang kecil dan simpel. Paling tidak mereka kan sudah pakai jilbab. Hargai dong. Tapi mereka sepertinya tidak mau kalah saing dengan para model yang senang memperlihatkan auratnya. Biarin aja mereka menarik keatas sedikit jilbabnya. Biar sebagian yang bisa kita nikmati, daripada tidak sama sekali? Hehe…


Eh, tapi rok masih mempersulit langkah mereka. Jadi berikanlah mereka toleransi untuk memakai celana. Paling tidak, mereka sudah memakai jilbab. Sudah bagus itu. Pemakluman yang sangat perlu bagi mereka.


Cewek yang manis itu katanya yang rambutnya panjang. Tapi mereka kan pakai jilbab, mana bisa kita tahu rambutnya panjang apa nggaknya. Jadi berikanlah lagi mereka toleransi untuk memakai jilbab yang sedikit transaparan dan pendek belakangnya. Berikanlah pujian terhadap usaha mereka memodif jilbabnya agar lebih trendi. Modifikasi itu sudah menjadi jiwa anak muda. Kapan lagi bisa berkreasi seperti itu kalau tidak sewaktu muda? Kalau sudah keriput mah mau di modif kayak gimana juga, udah nggak menarik lagi!


Mengapa harus jilbaber? Padahal biasanya ada pengelompokan lagi antara yang dibilang jilbaber dengan ukhti, anak rohis mesti ngerti nih. Tapi seperti yang juga sudah disunggung diawal tadi, ada sedikit perbedaan mengenai jlbaber secara umum untuk sekarang ini dengan yang jilbaber tapi dipanggil ukhti untuk membedakannya. Perbedaan yang ketara emang dari jilbabnya. Jilbab sebagai sekedar penutup kepala dengan jilbab yang berfungsi sebagi jilbab itu sendiri menurut pengertian jilbab dalam agama yang mewajibabkan pemakaiannya. Tapi berhubung dalam pengamatanku ditambah dengan kekurangan pemahamanku, kelakuan mereka kadang banyak yang tersamakan. Jadi biar gak terjadi pengulangan, aku pakai kata jangan sadarin jilbaber aja.

Jangan dikatakan…

Kalau kelakuan mereka ketika melihat tim Nasyid yang dianggap lebih baik daripada band2 biasa, sama parahnya dengan tingkahnya kayak cewek yang histeris nonton konser band pengobral lirik cinta murahan. Tidak ada bedanya dengan cewek-cewek biasa ketika menonton konser group band kesayangannya. Seakan-akan melihat penyanyi itu seperti melihat manusia sempurna aja. Nggak sadar apa kalau mereka itu manusia biasa. Bahkan mungkin lebih bejad dari yang kita tahu. Jangan cuma melihat orang dengan kekaguman yang buta. Eh kok malah nasehatin seh?!
Foto2 itu ritual wajib lho. Kan tim nasyid kesayangan. Muhrim? Kan gak bersentuhan.

Jangan sadarkan..

Dengan melabelkan teman dekat, dan organisasi atau kerja, dan entah apalagi embel-embel untuk menciptakan kesan kedekatan, menjadi satu langkah dalam tahapan agar bisa menyentuh kulit mulus mereka para jilbaber. Kalau teman dekat bisa menyentuh tangan. Kalau teman lebih dekat lagi dapat apa?

Jangan sadarkan…

Cewek yang sengaja berwewangian bahkan ketika mereka untuk pergi beribadah tapi dengan maksud agar orang lain mencium wanginya, sudah bisa masuk kategori zina.
Jangan dibilangin kalau perempuan itu lebih terjaga dan tinggi pahalanya ketika dia melaksanakan shalat dirumah.Terlebih lagi didalam kamar pribadinya. Bukan dengan sengaja pergi ke masjid dengan penampilan dan wangi yang semerbak. Nggak jarang wangnya ngalahin penjual parfum. Jilbaber mesti lebih ngertilah dibandingkan kita yang awam ini. Makanya kita jangan sok tahu ngasi tahu mereka.

Jangan sadarkan…

Menghabiskan waktu di tempat-tempat seperti mall sama saja dengan menghabiskan waktu di pasar. Mall dan pasar kan sebenarnya sama konsep tapi beda gaya. Dan salah satu tempat bermukimnya setan adalah di pasar. Kok kita malah senang menghabiskan waktu disana? Sialnya kalau kita dekat dengan mereka, kita jadi diikut-ikutan untuk membuang waktu sia-sia disana. Tapi gak apa seh kalau mereka mau traktir kita makan.

Jangan dikatakan

Kalau pakaian mereka kenakan lebih ketat daripada cewek tomboi. Cewek tomboi aja merahqa risih kalau mereka berpakaian ketat-ketat banget. Biarkan saja cewek biasa yang pakai baju ketat. Jlbaber pakaian ketat? Nah ini ada gaya baru. Seksi a la jilbaber. Wuaau.. kerenkan kedengarannya.

Jangan diingatkan…
Mereka untuk dengan teliti dulu sebelum membeli jilbab dan pakaian muslimah. Sekarang banyak perancang yang dengan pengetahuan dangkal mereka tentang agama tapi berani untuk merancang pakaian yang diberi label Islami. Maka berkembanglah pakaian label Islami yang perkembangan modisnya tidak kalah dengan pakaian-pakaian buka-bukaan aurat dari barat. Jilbab modis bro!

Jangan disadarkan…

Jilbab itu dipakai untuk dimana saja selama diluar rumah dan untuk selama hayat di kandung badan. Biar aja mereka melepas jilbabnya yang dipakai karena kampus mewajibkan mereka memakainya. Kita jadi tahu mana yang jilbaber asli sama yang bisa pakai. Hehe…asal punya duit aja seh…makanya nabung… Mana yang bakalan jadi istri munafik mana yang setia. Lebih mudah mengeliminasi dari banyaknya pilihan.

Jangan dikirimi pesan

Agar mereka menghapus foto-foto mereka yang masih belum mengenakan jilbab di jejaring sosial. Masak teknologi canggih tidak dimanfaatkan, sayangkan para penemunya. Lumayan kan ngeliat dan tahu bagaimana dia kalau gak pake jilbab. Gak perlu susah-susah menjadi suaminya. Kasian deh suaminya. Hartanya yang paling berharga udah basi bagi kita. Sudah pernah kita nikmatin paling nggak dengan foto. Foto terbuka untuk dijadikan promosi diri di dunia maya. Kalau di dunia nyatakan bisa ngerusak citra alim mereka.
Buat yang gak ada foto buka-buka jilbabnya karena sadar gak boleh buka jilbab, juga jangan diingatin kalo kita bisa dengan mudahnya menyimpan foto mereka, mengunduh tanpa sepengetahuan mereka, jadi kan kita bisa mandangin terus foto2 mereka dengan asyiknya. Soalnya biasanya mereka yang udah sampai pemahaman ini di dunia nyata juga bakalan malingkan eh, nundukin wajahnya ding kalo bicara dengan kita. Sulit kan buat nyuri-nyuri pandang. Maka, inilah kesempatan untuk kita nikmatin wajah malu-malunya. Save n’ nikmatin sepuasnya di kamar. Salah sendiri fotonya disebarkan di publik, ga pake privasi lagi, jadi boleh dong siapa aja liat dan unduh foto mereka.


sumber :http://www.kaskus.co.id/showthread.php?t=15796400

No comments:

Post a Comment

Tags

Recent Post